Contoh MODUL (PKN)

GARIS BESAR ISI MODUL

Disusun oleh: Ambros Leonangung Edu

Matapelajaran          : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sekolah                      : Siswa-siswi SMP Kelas VIII/Semester I

Judul                          : Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Intisari                   : Membahas tentang sejarah singkat proses perumusan Pancasila, Pancasila sebagai dasar negara, dan Pancasila sebagai ideologi negara.

Standar Kompetensi

Siswa mampu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Kompetensi Dasar

Setelah pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

KD: Siswa mampu menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
Indikator	Materi pokok indikator	Rincian isi	Keterangan
1.       Siswa mampu menjelaskan sejarah singkat proses perumusan Pancasila	1.       Sejarah singkat proses perumusan Pancasila	1.       Hari lahir Pancasila 2.       Tempat perumusan Pancasila 3.       Periode Perumusan Pancasila	Waktu yang diperlukan untuk mempelajari bagian ini 3 x 45 menit
2.       Siswa dapat menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara	2.       Pancasila sebagai dasar negara	1.       Arti Pancasila 2.       Alasan Pancasila dipilih sebagai dasar negara 3.       Fungsi Pancasila sebagai dasar negara
3.       Siswa dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara	3.       Pancasila sebagai ideologi negara	1.       Pengertian ideologi 2.       Makna ideologi bagi suatu negara 3.       Perbedaan ideologi Pancasila dengan ideologi lain 4.       Fungsi ideologi Pancasila

PERILAKU YANG SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA

Untuk

Siswa-Siswi SMP Kelas VIII (Delapan)

Semester I (Satu)

Ambros Leonangung Edu

Juni 2011

GARIS BESAR ISI MODUL

Matapelajaran          : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sekolah                      : Siswa-siswi SMP Kelas VIII/Semester I

Judul                          : Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Intisari                       : Membahas tentang sejarah singkat proses perumusan Pancasila, Pancasila sebagai dasar negara, dan Pancasila sebagai ideologi negara.

Standar Kompetensi

Siswa mampu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Kompetensi Dasar

Setelah pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

KD: Siswa mampu menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
Indikator	Materi pokok indikator	Rincian isi	Keterangan
1.       Siswa mampu menjelaskan sejarah singkat proses perumusan Pancasila	1.       Sejarah singkat proses perumusan Pancasila	1.       Hari lahir Pancasila 2.       Tempat perumusan Pancasila 3.       Periode Perumusan Pancasila	Waktu yang diperlukan untuk mempelajari bagian ini 2 x 40 menit
2.       Siswa dapat menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara	2.       Pancasila sebagai dasar negara	1.       Arti Pancasila 2.       Alasan Pancasila dipilih sebagai dasar negara 3.       Fungsi Pancasila sebagai dasar negara
3.       Siswa dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara	3.       Pancasila sebagai ideologi negara	1.       Pengertian ideologi 2.       Makna ideologi bagi suatu negara 3.       Perbedaan ideologi Pancasila dengan ideologi lain 4.       Fungsi ideologi Pancasila

PENDAHULUAN

Siswa-siswi terkasih,

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sedang berlaku saat ini mendorong Anda untuk belajar aktif. Belajar aktif berarti Anda sendirilah yang giat mencari dan menemukan ilmu pengetahuan.

Modul yang ada di hadapan Anda saat ini dengan judul “Perilaku yang Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila”, membimbing Anda untuk aktif belajar. Ada tiga pokok penting yang akan Anda pelajari.

1.       Kegiatan Belajar 1: sejarah singkat proses perumusan Pancasila.

2.      Kegiatan Belajar 2: Pancasila sebagai dasar negara.

3.      Kegiatan Belajar 3: Pancasila sebagai ideologi negara.

Pada masing-masing kegiatan belajar Anda akan menjumpai uraian materi, bahan latihan, dan tes formatif. Semua itu merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Anda harus mempelajari dari awal, tahap demi tahap, hingga terakhir. Anda boleh memperluas wawasan dan kompetensi dasar yang harus dicapai, dengan mempelajari sumber-sumber lain atau sumber-sumber yang tercantum pada daftar pustaka.

Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Indikator

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu:

1.       menjelaskan sejarah singkat proses perumusan Pancasila,

2.      menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara,

3.      menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara.

Waktu yang diperkirakan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 3 (tiga) jam pelajaran atau 3 x 45 menit. Kerjakan latihan pada tes formatif setiap kegiatan belajar. Kemudian, bandingkan hasil pekerjaan Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir modul sampai Anda betul-betul yakin telah menjawab dengan benar semua soal atau latihan yang disediakan. Modul ini praktis. Mudah dibawa. Anda dapat belajar kapan dan di mana saja.

SELAMAT BELAJAR dan SUKSES UNTUK ANDA!

Salam,

Ambros Leonangung Edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL               ....................................................................................................... 2

GARIS BESAR ISI MODUL          .............................................................................................. 3

PENDAHULUAN              ............................................................................................................ 4          

DAFTAR ISI            ...................................................................................................................... 6

KEGIATAN 1 : SEJARAH SINGKAT PROSES PERUMUSAN PANCASILA    .................. 8

A. Tujuan dan Pokok Isi            ................................................................................................... 8

B. Uraian             ............................................................................................................................ 8

               1. Hari Lahir dan Tempat Perumusan Pancasila   .................................................... 8

               2. Periode Perumusan Pancasila       ........................................................................... 9

C. Latihan              ......................................................................................................................... 14

D. Tes Formatif 1           .............................................................................................................. 15

KEGIATAN 2 : PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA       ............................................ 18

A. Tujuan dan Pokok Isi        ..................................................................................................... 18

B. Uraian               ........................................................................................................................ 18

              1. Arti Pancasila          ................................................................................................... 18

              2. Alasan Pancasila Dipilih Sebagai Dasar Negara     ............................................... 22

              3. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara      .......................................................... 22

C. Latihan            ......................................................................................................................... 23

D. Tes Formatif 2           ............................................................................................................ 24

KEGIATAN 3 : PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA        .................................... 27

A. Tujuan dan Pokok Isi        ..................................................................................................... 27

B. Uraian              ......................................................................................................................... 27

             1. Pengertian Ideologi          .......................................................................................... 27

             2. Makna Ideologi bagi Suatu Negara         .................................. .............................. 29

             3. Perbedaan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain     ......................................... 30

             4. Fungsi Ideologi Pancasila          ................................................................................ 32

C. Latihan             ....................................................................................................................... 33

D. Tes Formatif 3          ............................................................................................................. 33

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF              ........................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA             ...................................................................................................... 37

Kegiatan Belajar 1

SEJARAH SINGKAT PROSES PERUMUSAN PANCASILA

 

A. TUJUAN DAN POKOK ISI

Setelah mempelajari kegiatan pertama ini Anda diharapkan dapat menjelaskan sejarah singkat proses perumusan Pancasila.

Isi bagian ini dibagi dalam beberapa pokok, yakni hari lahir, tempat perumusan, dan periode perumusan Pancasila.

B. URAIAN/PENYAJIAN ISI

1. Hari Lahir dan Tempat Perumusan Pancasila

Pernahkah Anda mendengar sebutan Pancasila? Jika pernah, di mana Anda mendengarnya? Anda tentu pernah mendengar kata Pancasila setiap hari Senin pagi.

Pada hari itu murid-murid sekolah melakukan upacara bendera. Kegiatan ini dilakukan secara turun-temurun. Sekalipun zaman berubah, itu terus dilestarikan.

Rangkaian upacara tetap sama. Dimulai dengan baris-berbaris, laporan pembuka, pembacaan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, menaikkan bendera sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta bagi pahlawan bangsa yang telah gugur, pidato kepala sekolah, laporan penutup dari pemimpin upacara, dan pembubaran. Karena Anda diwajibkan mengikuti upacara ini, Anda tidak asing lagi mendengar sebutan Pancasila.

Pancasila begitu penting bagi kita bangsa Indonesia. Perhatikan beberapa kutipan para tokoh bangsa berikut dengan cermat!

“Sulit sekali mempersatukan rakyat Indonesia jikalau tidak didasarkan atas Pancasila” (Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, dalam pidatonya pada 5 Juni 1958 di Istana Negara Jakarta, saat peringatan hari lahir Pancasila).

“Tanpa Pancasila negara akan bubar .... Pancasila adalah seperangkat asas dan ia akan ada selamanya. Ia adalah gagasan tentang negara yang harus kita miliki dan kita perjuangkan” (Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia).

“Saya yakin kita di seluruh tanah air bersetuju Pancasila harus kita revitalisasikan dan aktualisasikan” (Pidato Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada peringatan hari lahir Pancasila di Kompleks Parlemen Senayan, 1 Juni 2011).

Hari lahir Pancasila adalah 1 Juni 1945. Pada hari lahir ini Pancasila ditetapkan sebagai dasar dan ideologi negara. Ketetapan tersebut dilakukan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di Jakarta. Maka setiap 1 Juni kita memperingati hari lahir Pancasila.

Perumusan Pancasila tidak sekali jadi. Sebab bangsa kita majemuk dari segi agama, bahasa, budaya, dan suku. Tak heran, saat perumusan, ada kelompok yang ingin memasukkan pandangan agama dan budayanya ke dalam perumusan Pancasila. Pandangan yang diterima adalah pandangan bersifat universal, terbuka, mengabdi pada kemanusiaan, dan mencerminkan budaya Nusantara.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara perlu dirumuskan. Rumusan itu menjadi asas atau prinsip sehingga kita memiliki pemahaman yang tepat dan pegangan yang jelas dalam kehidupan sehari-hari. Asas atau prinsip itulah disebut dengan “sila-sila” dalam Pancasila. Kita perlu mengenal periode perumusan Pancasila sebelum mempelajari sila-sila dalam Pancasila.

2. Periode Perumusan Pancasila

Secara umum, ada dua periode sejarah perumusan Pancasila, yakni periode pra-perumusan serta periode perumusan dan penetapan.

a. Periode Pra-Perumusan

Pada masa lampau, cara hidup yang selaras dengan Pancasila telah menjadi kebiasaan hidup suku-suku bangsa di Nusantara. Kebiasaan hidup beragama, tolong-menolong, gotong-royong, musyawarah, dan semangat keadilan merupakan bagian dari budaya Nusantara yang hidup hingga saat ini. “Kebiasaan suku-suku bangsa Nusantara yang dicerminkan dalam adat-lembaga, adalah milik bangsa Indonesia sejak zaman kuno. Paham-paham yang sangat tua inilah yang merupakan sumber ilham bagi Pancasila ...” (Subagya, 1955:20).

Pada masa pergerakan nasional, berbagai organisasi politik menonjolkan upaya memperjuangkan nilai-nilai tertentu sesuai kepentingannya. Pada masa itu berlangsung diskusi dan debat gagasan. Semua itu memperjelas nilai-nilai dasar mengenai hidup bernegara di kalangan masyarakat.

b. Periode Perumusan dan Penetapan

Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami banyak kekalahan di Asia Timur Raya. Maka, ada saja cara Jepang untuk menarik simpati, khususnya kepada bangsa Indonesia. Salah satunya adalah janji Jepang untuk memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Janji itu diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada 7 September 1944.

Sebagai kelanjutan dari janji tersebut, pada 29 April 1945, Jepang membentuk BPUPKI, atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. BPUPKI bertugas menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan ini diketuai oleh Dr Radjiman Widiodiningrat. Wakil ketua R Panji Suroso dan Tuan Hachibangase dari Jepang. Anggotanya 60 orang.

Selama masa tugasnya, BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang pertama berlangsung pada 29 Mei–1 Juni 1945 untuk membahas rancangan dasar negara. Ketua sidang, Dr Radjiman, mengajukan pertanyaan kepada para anggota, “Negara Indonesia yang akan kita bentuk, apa dasarnya?”

Sebagai tanggapan atas pertanyaan itu, para anggota sidang mengemukakan pendapat. Tiga orang yang diberi kesempatan adalah Mr Moh Yamin, Mr Soepomo, dan Ir Soekarno.

a)     Mr Moh Yamin, pada 29 Mei 1945, secara lisan mengusulkan:

1)      Peri kebangsaan

2)     Peri kemanusiaan

3)     Peri ketuhanan

4)     Peri kerakyatan

5)     Kesejahteraan

Sedangkan usul secara tertulis:

1)      Ketuhanan Yang Maha Esa

2)     Kebangsaan persatuan Indonesia

3)     Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

4)     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

5)     Kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan

6)     Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

b)     Mr Soepomo, dalam pidatonya pada 31 Mei 1945, mengusulkan:

1)      Negara Indonesia hendaknya merupakan negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter atau integralistik,

2)     Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada Tuhan, tetapi urusan agama hendaknya terpisah dari urusan negara dan diserahkan kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan,

3)     Dalam susunan pemerintahan, negara harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan, agar pimpinan negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus-menerus,

4)     Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, sistem tolong-menolong, dan sistem kooperasi,

5)     Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia yang asli, dengan sendirinya akan bersifat Negara Asia Timur Raya.

c)      Ir Soekarno, pada 1 Juni 1945, menyampaikan pidato tentang dasar negara. Berikut kutipan pidato Soekarno.

“... Saudara-saudara! Dasar-dasar negara telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedangkan kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai panca indera. Apa lagi yang lima bilangannya?. Pendawa pun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima pula bilangannya.

Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi … (tepuk tangan hadirin riuh).

... Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu, menjadi satu realitiet, yakni jikalau ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman, dengan Ketuhanan yang luas dan sempurna, – syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan dan sekali lagi perjuangan. Jangan mengira bahwa dengan berdirinya negara Indonesia Merdeka itu perjuangan kita telah berakhir. Tidak! Bahkan saya berkata: Di dalam Indonesia merdeka itu perjuangan kita harus berjalan terus, hanya lain sifatnya dengan perjuangan sekarang, lain coraknya. Nanti kita, bersama-sama, sebagai bangsa yang bersatu-padu, berjuang terus menyelenggarakan apa yang kita cita-citakan di dalam Pancasila.

Pidato ini dikenal dengan sebutan “Pidato Lahirnya Pancasila”. Dasar-dasar negara Indonesia, menurut beliau, adalah 1) kebangsaan Indonesia, 2) internasionalisme atau perikemanusiaan, 3) mufakat atau demokrasi, 4) kesejahteraan sosial, 5) ketuhanan yang berkebudayaan

Dalam pidatonya, Soekarno mengusulkan nama Pancasila atas saran dari teman dekatnya, Mr Moh Yamin. Sejak saat itulah istilah Pancasila mulai dikenal, sekaligus sebagai hari lahir Pancasila. Dan Soekarno selalu dikaitkan sebagai pencetus lahirnya istilah Pancasila.

Sesudah sidang pertama BPUPKI itu berlangsung pertemuan di luar sidang. Pertemuan dilakukan pada 22 Juni 1945 oleh para anggota BPUPKI yang tinggal di Jakarta. Tujuannya adalah menjembatani pembicaraan antara kelompok Islam dan kelompok kebangsaan.

Sebuah panitia, yang kemudian dikenal sebagai Panitia Sembilan, dibentuk untuk merumuskan kesepakatan kedua kelompok itu. Disebut Panitia Sembilan karena beranggotakan sembilan orang. Mereka adalah Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Subardjo, AA Maramis, Abdul Kahar Moezakhir, Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, dan KH Agus Salim.

Setelah mengadakan pembahasan, Panitia Sembilan berhasil menetapkan Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Dalam Piagam Jakarta Pancasila dirumuskan demikian:

1)      Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,

2)     Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3)     Persatuan Indonesia,

4)     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

5)     Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selanjutnya, sidang kedua BPUPKI berlangsung pada 10-17 Juli 1945. Soekarno selaku ketua Panitia Sembilan melaporkan isi Piagam Jakarta sebagai Usul Pembukaan UUD kepada sidang BPUPKI.

Ketua BPUPKI membentuk Panitia Perancang UUD. Panitia Perancang ini diketuai Soekarno. Pada 11 Juli 1945 panitia ini mengadakan rapat untuk membicarakan rancangan Pembukaan UUD. Ketua membentuk Panitia Kecil beranggotakan tujuh orang, diketuai Soepomo. Hasil rancangan Panitia Kecil dibicarakan pada 13 Juli 1945 dan diterima oleh Panitia Perancang UUD.

Pada 14 Juli 1945 BPUPKI membicarakan rancangan Pembukaan UUD dan menerimanya dengan sedikit perubahan. Pada 15 Juli 1945 dibicarakan rancangan UUD. Setelah Soekarno dan Soepomo memberikan penjelasan umum dan pasal demi pasal, para anggota memberikan tanggapan.

Mengenai agama timbul debat sengit. Debat mengenai rumusan sila pertama Pancasila dalam Piagam Jakarta. Lalu diputuskan. Anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” disepakati untuk dihilangkan. Jadi, sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Rumusan baru ini atas usul Ki Bagus Hadikusumo.

Pada 16 Juli, rancangan UUD diterima dengan bulat. Dengan demikian, tugas BPUPKI selesai. BPUPKI dibubarkan setelah menyampaikan hasil kerjanya dan usulan tentang pembentukan suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada 18 Agustus 1945, PPKI bersidang dan mengambil beberapa keputusan penting.

1)      Mengesahkan Pembukaan UUD (yang di dalamnya berisi naskah Pancasila),

2)     Mengesahkan UUD,

3)     Memilih presiden dan wakil presiden,

4)     Menetapkan bahwa untuk sementara waktu presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Pancasila ditetapkan dalam Pembukaan UUD sebagai dasar Negara Republik Indonesia, seperti berikut: “... Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Rumusan ini merupakan rumusan yang sah dan final.

Jadi, bisa dikatakan, proses perumusan Pancasila agak panjang dan tidak mudah. Proses tersebut berlangsung melalui dialog, debat, dan kompromi yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat.

Soekarno berperan penting, terutama melalui Pidato Lahirnya Pancasila. Pidato itu memiliki nilai sejarah yang tinggi karena memuat alasan perlunya Pancasila sebagai dasar kesatuan bangsa. Karena itu, Soekarno disebut “penggali Pancasila”.

Naskah pidato Soekarno adalah salah satu dokumen sejarah untuk memahami Pancasila sebagaimana terumus dalam UUD 1945. Adapun rumusan Pancasila menurut Pembukaan UUD 1945 adalah:

1)      Ketuhanan Yang Maha Esa,

2)     Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3)     Persatuan Indonesia,

4)     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

5)     Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. LATIHAN___________________________________________

Untuk memperdalam pemahaman mengenai materi di atas, kerjakan latihan berikut!

1.       Mengapa Jepang berjanji memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia?

2.      Apa itu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)?

3.      Bagaimana peran Soekarno dalam perumusan Pancasila?

4.      Apakah Pancasila baru mulai ada dan dikenal pada 1 Juni 1945 sebagai hari ketetapan kelahirannya?

5.      Rumusan mana dalam Piagam Jakarta yang menimbulkan debat sengit?

D. TES SUMATIF 1       ___________________________________

Lingkarilah salah satu jawaban pada setiap butir pertanyaan yang paling tepat!

1.       Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, dikenal sebagai ...

1. Pencipta Pancasila
2. Penemu Pancasila
3. Penggali Pancasila
4. Pemahat Pancasila

2.      Yang bukan termasuk julukan terhadap Pancasila adalah ...

1. Jiwa bangsa Indonesia
2. Dasar Negara Indonesia
3. Ideologi Negara Indonesia
4. Metodologi Negara Indonesia

3.      Rumusan Pancasila yang sah dan resmi terdapat dalam ...

1. Piagam Jakarta
2. UUD 1945
3. Naskah Pidato Soekarno
4. Syariat Islam

4.      Yang tidak termasuk dalam Panitia Sembilan perumus rancangan UUD adalah ...

1. Wachid Hasyim
2. Abikusno Tjokrosujoso
3. AA Maramis
4. Soepomo

5.      Pada 18 Agustus 1945, PPKI bersidang dan mengambil beberapa keputusan berikut, kecuali ...

1. Mengesahkan Pembukaan UUD
2. Memilih presiden dan wakil presiden
3. Menetapkan Komite Nasional sebagai pembantu presiden sementara
4. Menetapkan DPR dan MPR

6.      Sidang BPUPKI diketuai oleh ...

1. Dr Radjiman Widiodiningrat
2. Mr Moh Yamin
3. Mr Soepomo
4. Presiden Soekarno

7.      “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya” adalah rumusan sila pertama Pancasila menurut ...

1. UUD 1945
2. Piagam Jakarta
3. Mr Moh Yamin
4. Ir Soekarno

8.     Janji Jepang untuk memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia diucapkan oleh Perdana Menteri Jepang bernama ....

1. Kairo
2. Kaizo
3. Kaito
4. Kaido

9.      Rancangan UUD diterima dengan bulat pada ....

1. 14 Juli 1945
2. 15 Juli 1945
3. 16 Juli 1945
4. 17 Juli 1945

10.  Tugas BPUPKI untuk merumuskan Pancasila selesai pada ....

1. 16 Juli 1945
2. 17 Juli 1945
3. 18 Juli 1945
4. 19 Juli 1945

***

Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang tepat. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

	Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban yang Tepat  x  100 %                      Jumlah Soal

 

Arti tingkat penguasaan:

90 – 100% = Baik Sekali

80 –  90%  = Baik

70 –  79%  = Cukup

      <  70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 2

PANCASILA

SEBAGAI DASAR NEGARA

 

A. TUJUAN DAN POKOK ISI

Setelah mempelajari kegiatan kedua ini Anda diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara.

Isi bagian ini dibagi dalam beberapa pokok, yakni arti Pancasila, alasan Pancasila dipilih sebagai dasar negara, dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara.

B. URAIAN/PENYAJIAN ISI

1. Arti Pancasila

Pernahkah Anda melihat burung? Bagaimana bentuknya? Apa perbedaannya dengan binatang lain? Di mana burung biasanya hidup?

Burung adalah binatang yang bisa terbang. Ia memiliki paruh dan sayap. Kakinya dua buah. Badannya ditutupi bulu-bulu. Ada macam-macam nama burung seturut bentuk, ukuran, dan warna. Ada Burung Cenderawasih, Burung Kakatua, dan Burung Merpati.

         

			Gbr: Burung Kakatua		Gbr: Burung Merpati
	Gbr: Burung Cenderawasih

 

Dasar negara Indonesia adalah burung. Namanya Burung Garuda Pancasila. Seperti burung lain, Burung Garuda memiliki paruh, sayap, berkaki dua, dengan badan ditutupi bulu-bulu.

Gbr: Burung Garuda Pancasila

                             

Burung Garuda Pancasila berwarna emas. Warna ini melambangkan kemegahan atau kejayaan. Masing-masing sayap Burung Garuda berjumlah 17, ekor 8, dan sisik leher 45. Jumlah sayap melambangkan tanggal, ekor melambangkan bulan, dan sisik leher melambangkan tahun kemerdekaan bangsa kita pada 17-8-1945. Kedua kaki burung itu mencengkram dengan kokoh sebuah pita bertulisan BHINNEKA TUNGGAL IKA.

Burung Garuda merupakan burung mistis dari Mitologi Hindu India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Nama Pancasila berasal dari kata bahasa Sansekerta: pañca berarti lima, dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila berarti lima prinsip atau asas yang menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Lima prinsip atau asas itu terdapat dalam sila-sila Pancasila.

Garuda merupakan nama burung itu sendiri, sedangkan Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang dilambangkan dalam gambar-gambar di dalam perisai yang dikalungkan itu. Nama resmi Garuda Pancasila yang tercantum dalam Pasal 36A, UUD 1945.

Siapa perancang gambar Burung Garuda Pancasila? Perancangnya adalah Sultan Hamid II. Sang Sultan merancangnya beberapa hari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Belanda, Desember 1949. Kemudian pada 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Lencana Negara. Tugas panitia ini adalah menyeleksi usulan lambang negara. Hanya rancangan Sultan Hamid II yang diterima. Lainnya ditolak.

Rancangan itu lalu disempurnakan atas usul Presiden Soekarno dan berbagai organisasi. Pada Maret 1950, jadilah lambang negara seperti yang kita kenal sekarang. Pada 17 Agustus 1950 lambang negara itu diperkenalkan kepada masyarakat. Penggunaannya disahkan pada 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo melalui PP 66/1951, dan tata cara penggunaan diatur melalui PP 43/1958.

Tetapi, setelah itu, muncul berbagai sebutan. Ada yang menyebut lambang negara kita Garuda Pancasila. Yang lain menyebutnya Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, atau hanya Garuda. Nama Garuda Pancasila baru disahkan secara resmi sebagai nama resmi lambang negara pada 18 Agustus 2000 oleh MPR melalui amandemen kedua UUD 1945.

Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan pita putih.

a. Perisai

Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung lima buah gambar. Masing-masing gambar melambangkan sila-sila dari "dasar negara" Pancasila. Bintang bersudut lima yang terletak di tengah perisai melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Bintang adalah cahaya, layaknya Tuhan, yang menerangi kehidupan manusia. Latar hitam pada bintang itu melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukan sekadar rekaan manusia, melainkan sumber segala yang telah ada.

Pada bagian kanan bawah terdapat rantai. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran kecil yang saling berkait membentuk lingkaran besar. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan lingkaran melambangkan perempuan. Ini melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, saling membutuhkan. Laki-laki dan perempuan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti rantai.

Pada sudut kanan atas terdapat gambar Pohon Beringin. Pohon Beringin melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon ini digunakan karena merupakan pohon yang besar. Banyak orang bisa berteduh di bawahnya. Begitulah semua rakyat Indonesia akan "berteduh" dan bernaung di bawah negara Indonesia. Meskipun sulur dan akar pohon itu menjalar ke mana-mana, tetapi semua itu berasal dari satu pohon yang sama. Demikian pula Indonesia yang satu, meskipun memilik beranekaragam suku bangsa.

Gambar Kepala Banteng pada sisi kiri atas melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusya-waratan/Perwakilan. Banteng digunakan karena merupakan hewan yang suka berkumpul. Ini mencerminkan ciri khas bangsa Indonesia yang suka berkumpul dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.

Di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas melambangkan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang. Pangan dan sandang adalah syarat utama untuk mencapai kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan. Dengan demikian, sila kelima Pancasila mengamanatkan agar seluruh warga negara Indonesia harus mencapai kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan.

Di tengah perisai terlintas garis hitam nan tebal. Itu melambangkan garis khatulistiwa yang melewati wilayah Indonesia.

Warna merah dan putih sebagai latar perisai merupakan warna nasional Indonesia, yang juga merupakan warna pada bendera negara Indonesia. Merah melambangkan keberanian, putih melambangkan kesucian.

b. Pita

Pada bagian kaki Burung Garuda Pancasila terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan BHINNEKA TUNGGAL IKA. Tulisan ini merupakan semboyan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Bahasa Jawa Kuno, berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular. Mpu Tantular adalah pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, dan agama.

2. Alasan Pancasila Dipilih Sebagai Dasar Negara

Dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, Pancasila dilihat sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara kita. Pancasila merupakan dasar negara karena sifatnya yang mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan, tetapi merangkum semuanya dalam satu semboyan khas Indonesia yang dinyatakan dalam semboyoan Bhinneka Tunggal Ika.

Mengenai hal itu pantaslah diingat pendapat Dr Soepomo: “Jika kita hendak mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar atas aliran pikiran negara integralistik … Negara tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar dalam masyarakat, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan mengatasi segala golongan dan segala perorangan, mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyatnya .…”

Pandangan Dr Soepomo tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh). Pancasila menjadi landasan atau dasar berdirinya negara Indonesia. Pancasila melindungi martabat dan hak-hak asasi semua warga di atasnya.

3. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara

            Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki fungsi. Setidaknya ada lima fungsi Pancasila.

a.      Pancasila sebagai dasar berdiri dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah menunjukkan Pancasila telah menjadi dasar pebentukan negara Indonesia merdeka.

b.      Pancasila sebagai dasar kegiatan penyelenggaraan negara. Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional, seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Para penyelenggara dituntut untuk benar-benar dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan itu.

c.       Pancasila sebagai dasar partisipasi warga negara. Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk terlibat dalam memajukan kehidupan bangsa berdasarkan Pancasila.

d.      Pancasila sebagai dasar pergaulan antarwarga negara. Pancasila tidak hanya menjadi dasar perhubungan antarwarga negara dengan negara, melainkan juga dasar bagi perhubungan antarwarga negara.

e.      Pancasila sebagai dasar dan sumber hukum nasional.

Dengan kata lain, sebagai dasar negara, Pancasila berfungsi sebagai dasar berdiri dan dasar penyelenggaraan negara. Baik itu proses penyelenggaraan yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab negara, kegaitan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara, maupun hubungan warganegara di dalam dan dengan negara lain.

Hal yang membanggakan bahwa Indonesia yang berdiri di atas dasar yang kokoh, yakni Pancasila, bukanlah tiruan dari negeri lain. Pancasila berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia. Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang.

Pancasila juga diakui dan diterima secara luas sebagai dasar hidup mereka karena kandungan nilainya yang bersifat universal dan abadi. Itulah yang membuat kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia menjadi kekal dan abadi.

C. LATIHAN ________________________________________________________

Untuk memperdalam pemahaman mengenai materi di atas, kerjakan latihan berikut!

1.       Jelaskan asal-usul kata Pancasila!

2.      Berapa jumlah ekor, sayap, dan sisik leher Pancasila?

3.      Siapa yang merancang gambar Burung Garuda Pancasila?

4.      Kapan nama Pancasila mulai diperkenalkan dan disebarluaskan kepada masyarakat Indonesia?

5.      Jelaskan arti perisai dan pita putih pada Burung Garuda Pancasila!

D. TES SUMATIF 2       __________________________________

Lingkarilah salah satu jawaban pada setiap butir pertanyaan yang paling tepat!

1.       Sayap Burung Garuda berjumlah ....

a.      8

b.      17

c.       45

d.      19

2.      Nama Pancasila berhasal dari bahasa ....

a.      Latin

b.      Inggris

c.       Indonesia

d.      Sansekerta

3.      Kelompok yang menyeleksi usulan lambang negara adalah ....

a.      Komite Nasional

b.      Panitia Lencana Negara

c.       Dewan Perwakilan Rakyat

d.      Presiden dan Wakil Presiden

4.      Perisai pada Burung Garuda Pancasila melambangkan ...

a.      Pertahanan Nasional

b.      Persatuan Nasional

c.       Kejiwaan Nasional

d.      Kedaulatan Nasional

5.      Mata rantai segi empat pada perisai Pancasila melambangkan ...

a.      Ketuhanan Yang Maha Esa

b.      Laki-laki

c.       Persatuan Indonesia

d.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

6.      Istilah Bhinneka Tunggal Ika diambil dari bahasa ...

a.      Latin

b.      Sansekerta

c.       Jawa Kuno

d.      Yunani

7.      Banteng digunakan sebagai lambang sila keempat Pancasila karena memiliki sifat ...

a.      Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa

b.      Manusiawi dan beradab

c.       Suka berkumpul

d.      Menolong sesama

8.     Kesejahteraan pangan dan sandang dilambangkan dengan ...

a.      Padi dan kapas

b.      Bintang

c.       Kepala banteng

d.      Pohon beringin

9.      Garis hitam tebal yang melintang di tengah perisai Burung Garuda Pancasila adalah ...

a.      Garis keturunan

b.      Garis katulistiwa

c.       Garis kontur

d.      Garis panduan

10.  Negara Indonesia harus bersifat integralistik adalah usulan dari ...

a.      Ir Soekarno

b.      Dr Soepomo

c.       Moh Yamin

d.      Moh Hatta

***

Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang tepat. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

	Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban yang Tepat  x  100 %                      Jumlah Soal

 

Arti tingkat penguasaan:

90 – 100% = Baik Sekali

80 –  90%  = Baik

70 –  79%  = Cukup

      <  70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 3

 PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

A. TUJUAN DAN POKOK ISI

Setelah mempelajari kegiatan pertama ini Anda diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara.

Isi bagian ini dibagi dalam beberapa pokok, yakni pengertian ideologi, makna ideologi bagi suatu negara, perbedaan ideologi Pancasila dengan ideologi lain, dan fungsi ideologi Pancasila.

B. URAIAN/PENYAJIAN ISI

1. Pengertian Ideologi

Ideologi sangat berarti bagi kehidupan warga sebuah negara. Ideologi yang salah akan membuat negara terancam pecah. Ideologi negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah jiwa mempersatukan bangsa Indonesia. Ideologi-ideologi lain tidak dapat dipakai, selain Pancasila. Untuk memahami lebih dalam tentang ideologi, baiklah kita mendengarkan sebuah kisah nyata akibat ideologi komunisme yang pernah diterapkan di Indonesia. Ini adalah pengalaman Letkol Purn Pol Sukitman, yang lolos dari upaya pembunuhan para komunis.

Pada 30 September 1965 malam dan menjelang dini 1 Oktober 1965, saya dengan mengendarai sepeda berpatroli di Jalan Iskandarsyah, Kebayoran Baru. Saat tengah berpatroli, tiba-tiba terdengar suara tembakan. Ketika saya cek, saya dihadang Pasukan Cakrabirawa. Saya kemudian diseret dan dimasukkan di kabin sebuah bus di samping sopir. Sambil ditodong senjata, kedua tangan saya diikat ke belakang, dan kedua mata saya ditutup kain. Saya baru tahu beberapa hari kemudian bahwa tembakan itu berasal dari rumah Brigader Jenderal DI Panjaitan.

Dari bus saya diturunkan di sebuah tempat. Ketika tutupan mata saya dibuka, dalam remang-remang saya melihat di sekitar telah penuh dengan pasukan sukarelawan-sukarelawati, pemuda rakyat, dan gerwani. Saya pun dibawa ke tenda. Di sini saya mendengar orang berkata, “Yani wis pateni.” Saya juga melihat ada orang yang terlentang berlumuran darah. Ada yang diikat sembari ditutup matanya.

Lalu saya ditawan dalam sebuah rumah. Rumah itu berbentuk seperti sebuah sekolah emperan karena ada sebuah bangku dan papan tulis. Menjelang matahari terbit, saya melihat satu per satu tawanan diseret dan diceburkan ke dalam sumur. Mereka kemudian ditembak. Tembakan diarahkan dari kaki hingga kepala. Sementara itu, para sukarelawan-sukarelawati bersorak-sorai meneriakkan yel-yel, “Ganyang Kapbir,” “Ganyang Nekolim”.

Saat penyiksaan saya benar-benar merasa ngeri dan takut. Saya hanya pasrah kepada Tuhan. Saya sendiri tidak tahu kalau yang disiksa itu para pahlawan revolusi. Waktu itu saya menyangka mereka adalah Kapbir seperti yang disebutkan oleh PKI. Saya juga tidak tahu kalau tempat yang banyak pohonnya itu Lubang Buaya.

Di situ saya juga melihat seorang berbadan pendek dan gemuk, diseret-seret sambil ditodong dengan senjata. Matanya ditutup. Ia lalu didudukkan di sebuah kursi dan dipaksa untuk menandatangani sesuatu. Tetapi ketika orang itu menolak, ia diikat kembali. Ia diseret dan diceburkan ke dalam sumur, kemudian ditembak seperti rekan-rekannya yang lain. Saya baru tahu setelahnya kalau orang itu Mayor Jenderal S Suparman.

Setelah semua korban dimasukkan ke sumur, kira-kira pukul 08.00 pagi, para sukarelawan-sukarelawati beramai-ramai menutupi sumur itu dengan sampah dan dedaunan kering.

Tak lama berselang saya dipanggil Lettu Dul Arif dan Letnan Siman. Keduanya dari Cakrabirawa yang menjadi komandan penculikan para jenderal. Dul Arif mengembalikan senjata saya yang telah patah.

Pada 2 Oktober 1965, saya melihat satuan-satuan Cakrabirawa telah berganti pakaian. Sebelumnya mereka memakai jaket dan seragam coklat, tetapi kini loreng-loreng. Pada sore hari saya berada sendirian. Karena lelah, saya berteduh di bawah kolong bus, dan tertidur. Dalam keadaan setengah sadar, saya mendengar suara tembakan.

Mendengar tembakan, pasukan yang dipimpin oleh Dul Arif lari kocar-kacir menggunakan truk-truk. Saya ditinggalkan sendirian. Inilah mukjizat keselamatan saya. Saya tidak tahu lagi bagaimana kalau saya tidak tidur dan lari bersama mereka, atau kalau saya terjaga. Entahkah mereka akan menembak saya.

(Prakosopermono.blogspot.com).

Cerita di atas untuk memahami perlunya ideologi bagi negara Indonesia, serta kekacauan negara Indonesia ketika menolak ideologi Pancasila dan berusaha menerima ideologi komunisme.

Ideologi berasal dari bahasa Yunani, idein (idea, Latin), berarti gagasan, konsep, cita-cita, pandangan, paham, dan logos, yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah, ideologi adalah ilmu tentang gagasan, konsep, cita-cita, pandangan, atau paham yang bersifat tetap yang harus dicapai.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada berbagai pengertian tentang ideologi. Dr Alfian mengatakan, ideologi adalah pandangan tentang cara yang baik untuk mengatur hidup bersama. Gunawan Setiardja mengartikan ideologi sebagai pandangan dasar yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh segi kehidupan manusia.

2. Makna Ideologi Bagi Suatu Negara

Negara berdiri di atas cara berpikir, cita-cita, harapan, tujuan, gagasan, dan pandangan yang sama. Ini merupakan nilai-nilai dasar yang mendorong pembentukan negara.

Ideologi mencerminkan cara berpikir dan membentuk suatu bangsa menuju cita-cita dan harapan. Dengan demikian, ideologi bukan sekadar pengetahuan teoretis saja, melainkan suatu keyakinan yang kuat. Ideologi menentukan keberadaan suatu negara. Ideologi memotivasi sebuah bangsa mencapai tujuan.

Selain sebagai sumber motivasi, ideologi juga merupakan landasan semangat dalam berbagai kehidupan bernegara. Karena merupakan cara berpikir dan keyakinan, maka tidak ada negara yang tidak memiliki ideologi. Ideologi adalah saripati dari cara pandang dan cita-cita kehidupan. Supaya cita-cita itu tercapai, ideologi harus terbuka dan menyesuaikan diri dengan perkembangan cara berpikir. Jika tidak demikian, negara akan hancur.

Komunisme, sebagaimana diceritakan di atas, memicu pertikaian dan pelanggaran HAM. Ini bertentangan dengan semangat dasar Pancasila yang menjunjung tinggi penghormatan terhadap HAM, keadilan, kebenaran, dan cinta damai.

Ideologi bangsa kita adalah Pancasila, seperti tercantum dalam UUD 1945. Bangsa kita telah lama menghidupi budaya gotong-royong, saling membantu, dan mengasihi. Inilah kandungan ideologi yang kita anut.

3. Perbedaan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Lain

Ideologi mencerminkan kekhasan dari sebuah bangsa. Tetapi dapat juga suatu ideologi dipakai karena paksaan dari luar, atau efek perkembangan yang tidak dapat dielakkan. Di dunia ini ada banyak ideologi. Ideologi-ideologi saling mempengaruhi dan menimbulkan perubahan. Perubahan yang begitu cepat sekarang ini adalah dampak dari pertarungan ideologi yang paling kuat. Berikut perbedaan ideologi Pancasila dan ideologi lain.

a. Ideologi Pancasila

Ideologi Pancasila memandang manusia sebagai makhluk individual sekaligus sosial. Sebagai individu, manusia memiliki potensi, kebebasan, dan kemerdekaan. Orang yang bahagia adalah orang yang bebas. Tetapi setiap orang harus menghargai kebebasan orang lain. Seorang siswa tidak seenaknya memukul temannya lantaran lebih kecil dan lemah. Setiap orang harus saling menghormati. Dengan demikian, terciptalah kehidupan bersama yang adil.

Selain itu, manusia dalam pandangan Pancasila adalah makhluk Tuhan. Manusia ada karena diciptakan Tuhan. Dialah yang menciptakan kebebasan manusia. Sikap saling menghormati didasarkan pada keyakinan bahwa dengan menghormati sesama, kita menghormati Tuhan yang menciptakan manusia. Dan sepantasnya Ketuhanan dimasukkan dalam sila pertama Pancasila.

b. Ideologi Liberalisme

Liberalisme muncul pada zaman modern. Ia berakar dari rasionalisme, materialisme, empirisme, dan individualisme. Rasionalisme adalah paham bahwa hanya akal yang benar. Selain itu salah dan tidak dapat dipercaya. Materialisme melihat materi sebagai ukuran kebenaran tertinggi. Empirisme menekankan kebenaran pada kenyataan yang dapat dilihat dan diuji secara ilmiah. Dan individualisme mengajarkan kebebasan mutlak setiap orang. Kebebasan individu berada di atas segala-galanya.

Sekarang ini, ada ideologi yang bernama neo-liberalisme. Paham ini merupakan perkembangan dari kapitalisme dan liberalisme. Kapitalisme adalah paham yang menekankan keuntungan. Ini yang menimbulkan reaksi dan melahirkan komunisme. Lalu liberalisme menekankan kebebasan individu berlebihan.

Dalam neoliberalisme, setiap individu bebas mengembangkan diri. Dan siapa yang mempunyai modal atau uang terbanyak, dialah yang menguasai dunia. Segala sesuatu diukur dari uang. Pertumbuhan ekonomi rakyat harus diserahkan kepada swasta, bukan pemerintah. Pemerintah terlalu lamban dan berbelit-belit mengurus ekonomi rakyat. Kalau swasta berperan, ekonomi tumbuh cepat karena persaingan tinggi. Semua orang tentu harus terampil. Tetapi dampaknya adalah kesenjangan antara orang kaya dan miskin, orang terampil dan kurang terampil.

c. Ideologi Sosialisme-Komunisme

Paham ini lahir sebagai aksi protes terhadap perkembangan masyarakat maju yang sangat kapitalis. Kapitalis artinya hanya mengejar untung dari hasil kerja. Kapitalisme menciptakan jarak antara orang kaya dan orang miskin. Rakyat kecil menderita.

Komunisme beranggapan bahwa manusia hanyalah makhluk sosial. Tidak ada kebebasan individu. Hak milik pribadi tidak ada karena hal itu hanya membuat seseorang ingat diri dan orang lain sengsara. Hak pribadi harus diganti oleh hak milik bersama. Liberalisme-individualisme diganti oleh sosialisme-komunisme. Untuk mengakhiri kesenjangan dan penindasan dari orang kaya, maka harus ada revolusi. Segala cara revolusi halal demi kebaikan bersama. Paham ini digagaskan oleh Karl Marx.

Gambar: Karl Marx

                                       

Pemaksaan atas hak milik bersama dengan cara revolusi mengisyaratkan paham ini sebenarnya antidemokrasi dan hak asasi manusia. Apalagi agama dilihatnya sebagai tempat berkumpul orang malas bekerja dan hanya pasrah menerima nasib. Jadi, paham ini mendorong ateisme, paham yang menyangkal adanya Tuhan.

Di Indonesia ideologi komunisme pernah tumbuh dan berkembang pada awal abad ke-20. Pada tahun 1914, Sneevliet, seorang tokoh marxisme Belanda, bersama-sama dengan tokoh sosialisme lainnya, seperti HW Dekker, mendirikan organisasi bernama Indische Sociaal-Democratische Vereningin (ISDV). Melalui organisasi ini ia mengembangkan marxisme terutama di kalangan buruh. Buruknya kondisi ekonomi dan politik Hindia Belanda dimanfaatkan oleh tokoh komunis Indonesia sehingga komunisme berkembang pesat.

Revolusi atau pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) meletus pada November 1926 di Jakarta. Kemudiaan diikuti tindakan-tindakan kekerasan di Banteng, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat.

Revolusi juga meletus pada 18 September 1948, yang sering dikenal dengan Peristiwa Madiun. Revolusi besar terjadi pada 30 September 1965, yang dikenal dengan G-30-S/PKI. Gerakan ini berhasil dipadamkan oleh TNI yang setia kepada Pancasila dan UUD 1945.

Dari ideologi-ideologi yang disebutkan, ideologi Pancasila yang cocok dikembangkan di bumi Indonesia. Pancasila menanamkan budaya cinta damai, kebebasan pribadi, dan kepekaan terhadap nasib sesama.

3. Fungsi Ideologi Pancasila

Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga sebagai ideologi negara. Sebab Pancasila menjadi pedoman hidup dalam penyelenggaraan negara. Hakikat ideologi negara adalah nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas warga negara dan yang ingin diwujudkan dalam kehidupan bernegara.

Makna Pancasila sebagai ideologi adalah Pancasila mampu memberikan arah, wawasan, asas, dan pedoman dalam seluruh bidang kehidupan bangsa. Setidaknya ada empat fungsi Pancasila sebagai ideologi.

1.       Pancasila mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu.

2.      Pancasila membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

3.      Pancasila memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa.

4.      Pancasila menyoroti kenyataan yang ada dan kritis terhadap upaya perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila itu.

Dengan kata lain, sebagai ideologi negara, Pancasila berfungsi sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan negara dan memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia.

C. LATIHAN _________________________________________________________

Untuk memperdalam pemahaman mengenai materi di atas, kerjakan latihan berikut!

1.       Jelaskan yang Anda ketahui tentang ideologi!

2.      Sebutkan macam-macam ideologi yang Anda kenal!

3.      Apa itu ideologi Pancasila?

4.      Mengapa Indonesia memilih ideologi Pancasila?

5.      Jelaskan perbedaan ideologi Pancasila dengan ideologi liberalisme, sosialisme, dan komunisme!

D. TES SUMATIF 3       ____________________________________

Lingkarilah salah satu jawaban pada setiap butir pertanyaan yang paling tepat!

1.       Liberalisme mengajarkan ...

a.      Keteraturan

b.      Cinta damai

c.       Kebebasan

d.      Kebencian

2.      Ideologi Pancasila berfungsi sebagai ...

a.      Pedoman hidup

b.      Gaya hidup

c.       Sarana hidup

d.      Kebutuhan hidup

3.      Negara kita menganut sistem demokrasi ...

a.      Liberal

b.      Kapitalis

c.       Pancasila

d.      Sosialis

4.      Penggagas ajaran komunisme adalah ...

a.      Karl Marx

b.      Ir Soekarno

c.       Dr Soepomo

d.      Mohammad Hatta

5.      Ateisme adalah paham yang ...

a.      Mencintai kebenaran

b.      Menekankan persaingan bebas

c.       Menolak adanya Tuhan

d.      Taat pada hukum

6.      Suatu ideologi negara diterima jika disetujui oleh ...

a.      Minoritas warga

b.      Senioritas warga

c.       Polaritas warga

d.      Mayoritas warga

7.      Dalam neoliberalisme, pembangunan diserahkan kepada ...

a.      Pasar

b.      Pemerintah

c.       Presiden

d.      Rakyat

8.     Ideologi komunisme pernah diterapkan di Indonesia, tetapi kemudian ditolak karena ...

a.      Cenderung moderat

b.      Cenderung melanggar HAM

c.       Cenderung kapitalis

d.      Cenderung individualis

9.      Idein dan logos yang merupakan akar dari istilah ideologi berasal dari bahasa ...

a.      Yahudi

b.      Latin

c.       Yunani

d.      Arab

10.  Ideologi Pancasila didasarkan pada ...

a.      Ekonomi kerakyatan

b.      Ekonomi pemerintah

c.       Ekonomi negara maju

d.      Ekonomi dunia ketiga

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1. C
2. D
3. B
4. D
5. D
6. A
7. B
8. B
9. C
10. A

Tes Formatif 2

1. B
2. D
3. B
4. A
5. B
6. C
7. C
8. A
9. B
10. B

Tes  Formatif 3

1. C
2. A
3. C
4. A
5. C
6. D
7. A
8. B
9. C
10. A

DAFTAR PUSTAKA

El Fadl, Khaled Ebau. Islam dan tantangan Demokrasi, Jakarta: Serambi,            2004

Fukuyama, Francis. The End of History and the Last Man, London: Penguin      Books, 1992.

Lestipo, John E. dan Voll, John O. Demokrasi di Negara-negara Muslim:            Problem dan Prospek, Bandung: Mizan, 1996.

Mochlisin, Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Interplus, 2007

Saptono, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VIII, Jilid 2,      Jakarta: Phibeta, 2006.

Simanjuntak, PNH. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas           VIII,    2006.

Situs:

http://forum.detik.com/apa-sih-isi-pidato-bung-karno-1-juni-1945-t188954.html?p=10553013&langid=2

http://prakosopermono.blogspot.com/2011/02/cerita-kesaksian-penyiksaan-g30s.html

http://www.artikata.com